Di tengah penyelenggaraan layanan pendanaan, terdapat potensi risiko penipuan yang dapat berakibat kerugian besar. Kredit fiktif adalah salah satunya. Modus kejahatan ini sedang merajalela. Sehingga, penyedia layanan pembiayaan seperti perusahaan multifinance, perbankan, koperasi, dan lembaga lainnya harus memiliki strategi pencegahan yang tepat untuk mengantisipasi adanya tindakan kecurangan dalam proses pengajuan pinjaman. Dalam artikel ini, kenali contoh, tanda-tanda, serta solusi verifikasi dokumen yang tepat untuk menghindari kredit fiktif.
Hati Hati Jebakan Kredit Fiktif
Kredit fiktif merupakan praktik pemalsuan informasi untuk memperoleh sejumlah dana pinjaman. Pelaku biasanya membuat data palsu atau mencuri identitas orang lain dalam permohonan kredit mereka. Kasus manipulasi ini dapat berupa pemalsuan KTP, surat usaha, rekening koran, ataupun surat hak milik kendaraan yang umumnya digunakan sebagai dokumen jaminan. Dampaknya, untuk kasus pembajakan data diri, nasabah yang data pribadinya dipakai tanpa izin menjadi mendapat tuntutan pembayaran cicilan tidak dikenal. Telah banyak kasus kredit fiktif yang terjadi dan membawa beban kerugian. Perbuatan ilegal ini tentunya sangat berimbas negatif bagi nasabah sebagai korban penyalahgunaan data, dan perusahaan sebagai pemberi pinjaman.
Kenali Ciri-Ciri Berkas Pengajuan Palsu
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membedakan dokumen palsu dengan asli, antara lain:
- Gaya tulisan yang tidak beraturan
Dalam suatu dokumen atau surat tertentu yang dikeluarkan secara resmi pastinya memiliki gaya bahasa yang konsisten, sesuai EYD, dan tidak salah ketik. Font atau rupa huruf yang digunakan juga rapi dan tidak berantakan.
- Diskrepansi informasi
Bandingkan data diri di satu dokumen dengan dokumen pendukung lainnya yang terkumpul. Periksa kesesuaian informasi antar dokumen untuk menyimpulkan keandalan data pemohon pinjaman.
- Kualitas dokumen rendah
Pemalsuan dokumen secara sengaja juga dapat ditandai dengan kualitas tinta yang kabur, kertas lebih tipis/tebal, dan kurang sesuainya detail kecil yang seharusnya ada dalam dokumen resmi seperti hologram, nomor unik, tanda air, dan lainnya.
- Ketidakcocokan foto dengan fisik asli
Pengumpulan dokumen secara digital memang sangat membantu keefisienan proses. Namun, verifikasi data dengan autentikasi wajah juga dapat mendukung hasil pemeriksaan identitas yang lebih valid.
Pencegahan Dengan Teknologi Masa Kini
Teknologi yang semakin maju seiring waktu memunculkan berbagai solusi canggih bagi para lembaga pembiayaan untuk memverifikasi kredibilitas dan reliabilitas calon peminjam.
- Face Matching
Teknologi ini dapat digunakan untuk mencocokkan foto dalam KTP dengan foto diri. Pengenalan wajah secara digital ini berfungsi memperkuat hasil verifikasi identitas dan mencegah tindakan ilegal pencurian data dengan mencocokan karakteristik wajah dengan foto KTP yang sudah dikirim sebelumnya.
- OCR (Optical Character Recognition)
OCR adalah pilihan alat yang tepat untuk mengotomatiskan proses digitalisasi dokumen yang minim human-error. Memanfaatkan mesin algoritma yang terlatih, OCR dibekali kemampuan konversi PDF atau gambar menjadi data siap proses hanya dalam sepersekian detik. Selain itu, OCR juga dapat diterapkan untuk berbagai jenis dokumen dan dalam berbagai skala.
- Verifikasi Dokumen Terintegrasi
Pemeriksaan manual terhadap setiap dokumen memakan waktu yang signifikan dan melibatkan proses yang berulang-ulang. Fintelite memahami masalah ini dan menghadirkan layanan verifikasi dokumen untuk identitas diri (KTP), bukti kepemilikan aset (BPKB dan Sertifikat Tanah), SLIK, dan analisis laporan tabungan (Rekening Koran). Lacak validitas dokumen yang dikumpulkan oleh calon peminjam dan pastikan keabsahannya. Hanya dengan memasukkan beberapa informasi terkait, dapatkan hasil verifikasi yang akurat dengan platform verifikasi dokumen terpadu kami.