discussion between sales and 2 customers

Proses Analisis Pengajuan Kredit yang Biasa Dilakukan Bank - Fintelite

Table of Contents

Otomatiskan pemrosesan data Anda 10x lebih cepat dengan Fintelite

Ketika seseorang atau perusahaan membutuhkan dana tambahan untuk mendukung perkembangan bisnis, salah satu cara untuk mendapatkan dana tersebut adalah dengan mengajukan kredit di bank.

Namun, sebelum bank memberikan persetujuan kredit tersebut, mereka melakukan proses analisis pengajuan kredit dengan teliti. Proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa peminjam memiliki kemampuan untuk membayar kembali kredit tersebut sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Artikel ini, kita akan menjelaskan secara rinci mengenai proses analisis pengajuan kredit yang biasa dilakukan oleh bank.

Apa yang dimaksud dengan analisis kredit?

Analisis kredit adalah proses penilaian yang dilakukan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya untuk menentukan apakah suatu pengajuan kredit layak disetujui atau tidak.

Selain pemeriksaan berkas-berkas persyaratan, proses analisis kredit juga melibatkan evaluasi berbagai aspek yang berkaitan dengan peminjam. Diantaranya seperti pemeriksaan karakter, kapasitas, dan jaminan yang calon peminjam tawarkan.

Analisis kredit bertujuan untuk mengurangi risiko bagi pihak bank dan memastikan bahwa peminjam memiliki kemampuan untuk membayar kembali pinjaman tersebut.

Tujuan analisis pengajuan kredit

Tujuan utama dari analisis pengajuan kredit adalah untuk melindungi kepentingan bank dan meminimalkan risiko kredit. Namun ada beberapa tujuan khusus yang perlu kita ketahui, di antaranya:

  • Menilai kemampuan peminjam: Bank perlu menilai kemampuan peminjam untuk membayar kembali pinjaman dengan tepat waktu.
  • Menilai risiko kredit: Bank juga harus menilai risiko kredit yang terkait dengan pengajuan kredit. Ini melibatkan analisis terhadap kemungkinan peminjam mengalami kesulitan keuangan yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk membayar kembali pinjaman.
  • Mengidentifikasi jaminan: Jika kredit dijamin dengan aset atau jaminan lainnya, bank perlu menilai nilai jaminan tersebut dan seberapa mudah aset tersebut dapat dijual jika peminjam gagal bayar.

Proses analisis pengajuan kredit dengan prinsip 5C

Proses analisis pengajuan kredit biasanya mengikuti prinsip 5C, yang mencakup lima aspek utama yang harus dievaluasi oleh bank atau lembaga keuangan lainnya, di antaranya adalah character, capital, capacity, condition, dan collateral.

1. Character (karakter peminjam)

Aspek ini mencakup penilaian terhadap reputasi dan integritas peminjam. Bank akan memeriksa riwayat kredit peminjam, apakah mereka memiliki catatan pembayaran yang baik atau buruk.

2. Capital (modal yang dimiliki)

Bank akan menilai seberapa besar modal yang dimiliki peminjam dan sejauh mana mereka memiliki kepentingan dalam kesuksesan proyek atau bisnis yang memerlukan kredit.

3. Capacity (kemampuan membayar pinjaman)

Kemampuan peminjam untuk membayar kembali pinjaman dinilai berdasarkan pendapatan, beban utang, dan kemampuan finansial mereka secara umum.

4. Condition (kondisi ekonomi peminjam maupun industri)

Bank akan mengevaluasi kondisi ekonomi dan industri yang dapat mempengaruhi kemampuan peminjam untuk membayar kembali kredit.

Misal si peminjam merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di industri otomotif, namun kondisi daya beli masyarakat sedang menurun, bank akan menjadikan kondisi tersebut sebagai bahan pertimbangan untuk menyetujui pinjaman atau tidak.

5. Collateral (jaminan)

Jika kredit dijamin dengan jaminan, bank akan menilai nilai jaminan tersebut dan sejauh mana jaminan tersebut dapat mengurangi risiko kredit. Contohnya, besaran pinjaman dengan jaminan surat tanah akan lebih besar ketimbang pinjaman dengan jaminan surat kendaraan.

Proses analisis pengajuan kredit dengan prinsip 5P

Selain prinsip 5C, bank juga dapat menggunakan prinsip 5P untuk menganalisis pengajuan kredit. Apa 5P tersebut?

1. Personality (kepribadian)

Bank akan menilai kepribadian peminjam, termasuk integritas, motivasi, dan karakteristik pribadi lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk membayar kembali kredit.

2. Purpose (tujuan)

Bank akan menilai tujuan penggunaan kredit, termasuk apakah itu untuk investasi yang berpotensi menghasilkan pendapatan atau untuk keperluan konsumtif semata. Biasanya apabila peminjam mengajukan untuk keperluan konsumtif, persetujuannya akan dipersulit.

3. Prospect (prospek)

Prospek bisnis atau proyek yang memerlukan kredit juga dinilai, termasuk potensi pertumbuhan dan profitabilitasnya.

4. Payment (pembayaran)

Bank akan mengevaluasi kemampuan peminjam untuk melakukan pembayaran sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

5. Party (golongan)

Karakteristik peminjam, seperti jenis kelamin, usia, atau kelompok sosial, juga dapat menjadi faktor yang diperhitungkan dalam proses analisis kredit.

Contohnya, posibilitas pengajuan diterima bagi peminjam dengan status pegawai tetap mungkin akan lebih besar ketimbang mereka yang statusnya pegawai kontrak.

Tools OCR membantu perusahaan perbankan dalam proses analisis pengajuan kredit

Dalam kesimpulan, proses analisis pengajuan kredit yang dilakukan oleh bank merupakan langkah penting untuk memastikan keberlanjutan keuangan dan mengurangi risiko.

Dengan memahami prinsip-prinsip seperti 5C dan 5P, peminjam dapat mempersiapkan diri dengan baik saat mengajukan kredit dan meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan persetujuan.

Dalam proses analisisnya, bank biasanya menggunakan tools canggih seperti Optical Character Recognition (OCR). OCR memastikan informasi yang diperlukan untuk penilaian kredit dapat diakses dan diolah dengan cepat dan akurat.

Salah satu tools OCR terpercaya di Indonesia adalah OCR+ dari Fintelite. OCR+ bisa diakses melalui https://fintelite.ai/. Bagi para lembaga perbankan yang ingin menjajal kecanggihannya bisa mendapatkan layanan konsultasi gratis oleh tim ahli Fintelite.

  • Excel
  • Json

Invoice.xls